welcome

Selasa, 29 Maret 2016

Ekonomi moneter dan bank

1.      Pengertian permintaan uang menurut klasik
Teori permintaan uang Klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang alasan seseorang menyimpan uang dalam bentuk kas, namun lebih pada peranan uang dalam perekomian. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
2.      Menghitung permintaan uang menurut Richardo, irving visher dan marshall
a.       Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:
M.V = P.T
Dimana:
M = Jumlah Uang Beredar (JUB)
V = Perputaran uang dari satu orang ke orang lain dalam satu periode
P = Harga barang
T = Volume barang yang diperdagangkan
Persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai barang yang diperdagangkan (sisi kanan dari tanda sama dengan) sama besarnya dengan JUB dikalikan dengan kecepatan perputarannya. Meskipun persamaan di atas tidak mencerminkan permintaan uang, namun dapat diubah bentuk menjadi persamaan permintaan uang. Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Setiap perekonomian dalam setiap tahap pertumbuhannya mempunyai sistem kelembagaan yang menentukan sifat dari proses transaksi. Besar kecilnya nilai perputaran uang setiap periode tertentu (V) ditentukan oleh sifat dari proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode tertentu. Sistem kelembagaan ini mencakup faktor-faktor misalnya tingkat “monetisasi” sektor ekonomi (masyarakat agraris tradisional memerlukan uang yang lebih kecil untuk setiap volume transaksi daripada masyarakat industri), kebiasaan memberi kredit perdagangan oleh supplier kepada pembelijuga bisa mengakibatkan menurunnya kebutuhan akan uang dan jaringan perbankan memungkinkan dana bisa dikirim antar daerah secara cepat dan mengakibatkan kebutuhan uang menurun.
Implikasi dari teori moneter dari Irving Fisher adalah:
·         Permintaan akan uang dalam masyarakat merupakan suatu proporsi dari volume transaksi, dan volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat pendapatan nasional. Jadi permintaan uang pada analisa terakhir ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional saja, tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
·         Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori moneter ini mempunyai implikasi yang penting, yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equilibrium tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan fiskal. Dalam kasus ini kebijaksanaan moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan tingkat pendapatan nasional.[2]
b.      Marshall dan Pigou
Teori Marshall dan Pigou (dikenal dengan teori Cambridge) tidak jauh seperti halnya teori Fisher, teori Cambridge berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang. Dalam teori Cambridge, permintaan uang dirumuskan dengan:
M = k.P.Y
Dimana :
Y = Pendapatan nasional riil
P = Tingkat harga umum

Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi, seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang. Teori Cambridge adalah selangkah lebih maju dari teori Fisher, meskipun keduanya jelas masih dalam tradisi teori uang Klasik.
c.       Richardo
Teori kuantitas David Ricardo  adalah teori kuantitas sederhana. David Ricardo mengatakan bahwa nilai tergantung dari jumlah uang yang beredar di masyarakat.Artinya makin banyak jumlah uang yang beredar maka akan semakin tingga harga barang, dan sebaliknya. Juml uang beredar dirumuskan:
M = k X P
Ket: M= Money
P = Tingkat harga barang
k = Konstanta.
3.      Pengertian Permintaan uang menurut keynes
Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan kegunaan uang. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.[4] Seseorang memerlukan uang karena dia akan melakukan transaksi dan untuk berjaga-jaga (kalau sakit, terkena musibah dan sebagainya yang pada akhirnya merupakan kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang uang karena motif spekulasi, dalam hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil dari uang yang dipegang maksimum, dengan cara mengkombinasikan uang yang dipegang dengan bentuk kekayaan lainnya
4.      Perhitungan permintaan uang untuk transaksi berjaga-jaga dan spekulasi
Ø  Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
Keynes mengatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung pada pendapatan. Makin tinggi akan uang kas makin tinggi jumlah transaksi yang dilakukan. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Menurut Keynes, orang meminta uang untuk transaksi harian. Permintaan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar permintaan uang untuk tujuan transaksi. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum Klasik bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung dari pendapatan.
Untuk memenuhi transaksi yang tak terduga, seperti sakit atau kebutuhan yang tak terduga lainnya. Permintaan ini juga dipengaruhi oleh pendapatan, semakin besar pendapatan maka semakin besar permintaan uang untuk berjaga-jaga, atau sebaliknya. Namun Keynes berbeda dengan kaum klasik dalam hal penekanan pada motif spekulasi dan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgygoRcK0oBWktQxMn1mQ8EJVIgclAG8rZomuuy2YG6uBcMDwpNWBTECxbZpmdEe0wo-84ZxjyvcM5FXDQNM5mS86iOdF5TqL1KhOPVxfRV5jGjqyWN8CcOHFMqOqEKwIUUY0bDVZNNubI/s320/permintaan-uang-transaksi.PNG

peranan tingkat bunga dalam menentukan permintaan uang untuk spekulasi.

Rumah tangga dan perusahaan bisnis menyimpan uang untuk tujuan transaksi karena mereka berpikir akan atau mungkin, ingin melakukan pengeluaran sebelum mereka memperoleh arus masuk penerimaan uang yang cukup. Biasanya mereka tidak mempunyai jaminan seperti itu. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyimpan sedikit uang untuk menutupi kelebihan pengeluaran mereka atas penerimaan mereka selama satu periode.
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi merupakan fungsi pendapatan. Keuntungan ini dilukiskan dalam gambar diatas dimana L1, menunjukkan jumlah saldo uang riel yang diminta untuk tujuan transaksi. Terlihat semakin tinggi pendapatan, maka semakin banyak uang yang dipegang untuk keperluan transaksi (Mt). Hubungan antara permintan uang untuk transaksi dengan pendapatan rill (Y/P) tidak selalu linier (garis lurus). Dengan demikian jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum klasik bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan. (Goldfeld, 1990:308)
Ø  Permintaan uang untuk tujuan spekulasi
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan atau motif spekulasi. Alasannya:
a. Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas semakin kecil.
b. Bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOiu9Wu7H_14mpRum7DFtZFvnboJ1-AH6Zt11oi9XUd0DfxSN9r_jhVfqmbsqPkCDdxRqRrnfte77V1_GlLaUkMWcpp3UJAhTnEOceVBRiFqUIRhPADV2FYVSqL9f0yjrNnzQWUPlguZ0/s320/permintaan-uang-spekulasi.PNG










Ketergantungan permintaan uang untuk spekulasi dinyatakan oleh L2, atas suku bunga dalam gambar diatas. Kurva L2L2, condong menurun, mencerminkan hubungan terbalik antara permintaan uang untuk spekulasi dan suku bunga (Goldfeld, 1990:309).
Keynes mengakui bahwa masyarakat bisa memilih untuk menyimpan saldo uang melebihi kebutuhan untuk tujuan transaksi karena keinginannya untuk menyimpan aktiva yang benar-benar bebas dari resiko (depresiasi) dilihat dari segi uang. Saldo yang memenuhi fungsi penyimpan nilai (Store of Value) merupakan permintaan uang untuk spekulasi.
Permintaan uang untuk spekulasi oleh Keynes dianggap ditentukan terutama oleh suku bunga. Bahwa suku bunga yang lebih rendah menyebabkan saldo spekulasi lebih kecil dan suku bunga yang lebih rendah akan menghasilkan permintaan yang lebih besar akan saldo spekulasi.
5.      Pengertian teori kuantitas modern
Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam mengenai motif-motif memegang uang. Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah satu bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang liquid (readily available source of purchasing power). Teori permintaan uang Friedman menganggap bahwa “pemilik kekayaan” memutuskan aktiva-aktiva apa (termasuk uang tunai) dan berapa yang akan ia pegang atas dasar perbandingan manfaat (penghasilan dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk in natura ataupun “utility”), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian “kekayaan” dari Friedman mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang dimasukkan dalam definisi “kekayaan” tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk uang atau bisa diubah (dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai (tepatnya,”nilai sekarang” atau “present value”) dari aliran aliran penghasilan di tahun-tahun mendatang dari tenega kerjanya. Friedman berpendapat bahwa “kekayaan” tidak lain adalah nilai sekarang dari aliran-aliran penghasilan yang diharapkan dari aktiva - aktiva yang dipegang. Konsep “kekayaan” dari Friedman ini merupakan suatu inovasi dalam teori ekonomi mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara teori permintaan biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep “manfaat”. Manfaat dari setiap bentuk aktiva merupakan faktor pertimbangan dari pemilik kekayaan untuk memutuskan berapa jumlah dari masing-masing bentuk aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas bahwa Marginal Rate of Substitution dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva tersebut yang dipegang. Ini berarti bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak satu bentuk aktiva, misalnya uang maka manfaat marginal dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns dari aktiva-aktiva yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah uang yang ia pegang dan menggantinya dengan aktiva-aktiva lain berupa obligasi, surat-surat berharga lainnya ataupun aktiva fisik seperti mobil, rumah, mesin dan sebagainya, maka orang tersebut akan memperoleh manfaat total yang lebih besar.
Jadi, menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor seperti berikut : tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga “equities”, modal fisik dan kekayaan mengenai peranan harga dalam menentukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah menyimpan uang dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan saham, menyimpan dalam bentuk harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi (Boediono, 2005 : 63). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuantitas modern yang dikembangkan oleh Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Md = f (P, r, rFC, Y)
Dimana :
Md adalah permintaan uang nominal
P adalah tingkat harga
r adalah tingkat suku bunga
rFC adalah tingkat pengembalian modal fisik
Y adalah pendapatan dan kekayaan.
Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman mengenai permintaan uang riil, maka persamaan permintaan uang dinyatakan :
Md/P = f (ΔP, r, Y*)
Dimana Md/P adalah permintaan uang riil
ΔP adalah tingkat kenaikan harga
r adalah tingkat bunga
Y* adalah nilai pendapatan dan kekayaan riil.
6.      Pengertian teori keynes modern dengan pendekatan inventori dan keseimbangan fortofolio
Perkembangan selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952) dan motif spekulasi (James Tobin)
Ø  Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol : Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya minimun).
Ø  Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk memegang uang terdiri dari :
- Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
- Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)
·         Penentuan uang kas (persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya minimum dijelaskan sbb.
Biaya total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan biaya bunga (r. C/2) dengan rumus :  TC - b. (T/C) + r. (C/2)
·         Jumlah Uang Kas yang Optimal (C) :
(dTC/dC) = -b. T/C^2 + r/2 = 0
maka :
C = (2b T/r)^1/2
·         Uang kas yang ditahan setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan permintaan uang kas riil
Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2  atau Md = 1/2 (2bT/r) ^1/2. P
Implikasi dari teori Boumol :
- Tingkat bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity cost dalam memegann uang.
- Adanya economies of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan pendapatan ( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang diinginkan (Md) lebih kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
- Permintaa uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya perantara ( teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari pendapatan).
- Perkembangan / kemajuan teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi akan mengakibatkan turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu
- Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam arus uang masuk dan keluar.


referensi 
http://ekaprasetyaa.blogspot.co.id/2013/01/teori-permintaan-uang-menurut-klasik.html
http://stimbedua.blogspot.co.id/2014/12/permintaan-akan-uang-teori-klasik.html
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-teori-permintaan-uang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar